SI PITUNG

Formerly in Betawi, there was a warrior named Pitung. He was a child from Bang Piun and Mpok Pinah. He was often called Bang Pitung. Bang Pitung is a kind warrior. Dahulu di betawi,ada seorang pendekar bernama pitung.Ia adalah anak dari bang Piun dan Mpok pinah.Ia sering di panggil dengan sebutan bang Pitung.Bang Pitung adalah pendekar yang baik hati. bedient to religion and like to help others. Pang Pitung also has extraordinary powers. He is not able to penetrate weapons. Neighbors neighbors Pitung live in shortage. The pitung also feels pity. Especially the rich people get richer, regardless poor people. Patuh terhadap agama dan suka menolong sesama.Bang Pitung pun memiliki kesaktian yang luar biasa.Ia tak mempan di tembus senjata.Tetangga-tetangga bang Pitung hidup serba kekurangan.Bang pitung pun merasa iba.Apalagi orang-orang yang kaya semakin kaya,tanpa memperdulikan rakyat yang miskin. "I have to do something to help the people," said Bang Pitung. Bang Pitung als

SITU BAGENDIT LAKE

In a village in the interior of West Java, there lived a widow who was very rich. All of her wealth was the legacy of her deceased husband. Unfortunately the rich widow was very stingy. Many residents did not like her.
Di sebuah desa di pedalaman Jawa barat,hiduplah seorang janda yang sangat kaya raya.Semua hartanya adalah peninggalan suaminya yang sudah meninggal.Sayangnya janda kaya itu sangat pelit.Banyak warga yang tidak suka padanya.
They called the widow as an endit bagenda, which meant that the rich were stingy. In the morning, the endit bagenda was counting his wealth. Suddenly an old grandmother carried her baby. She wanted to ask for help from the endit bagenda.
Mereka memanggil janda itu sebagai bagenda endit yang berarti orang kaya yang pelit.Pagi hari,bagenda endit sedang menghitung hartanya.Tiba-tiba datang seorang nenek tua menggendong bayinya.Ia ingin meminta bantuan bagenda endit.
"Bagenda endit help me. My child needs food. He hasn't eaten since last night," the old grandmother asked.
"Bagenda endit tolong aku,anak saya butuh makan.Ia belum mkan sejak tadi malam,"pinta nenek tua itu.
"If you can't afford to feed your child, don't have children!" Scolded the endit bagenda.
"Bagenda endit tolong saya.Anak saya butuh makan.Ia belum makan sejak tadi malam,"pinta nenek tua itu.
"Jika tak mampu memberi makan anakmu,jangan mempunyai anak!"hardik bagenda endit.
"Have mercy on us, endit bagenda," asked the old grandmother. Feeling annoyed at the endit bagenda going into the house. But what happened? Olala, instead of taking food, instead took a bucket of water to water the grandmother.
"Kasihanilah kami,bagenda endit,"pinta nenek tua itu.Merasa kesal bagenda endit masuk ke rumah.Tapi apa yang terjadi?Olala,bukannya mengambil makanan,ia malah mengambil seember air untuk menyiram nenek itu.
Inevitably the old grandmother and her child became soaked. The old grandmother who felt humiliated went away. Not for long, many villagers came to the endit bag. They were about to ask for water.
Tak pelak nenek tua itu dan anaknya menjadi basah kuyup.Nenek tua yang merasa dihina pun pergi.Tak selang beberapa lama,banyak warga desa yang berdatangan kepada bagenda endit.Mereka hendak meminta air.
In the village it is indeed lacking water, and only enditic bags that have abundant water. But instead of giving water, endit bagenda tells residents to look for water in a river that is very far away.
Di desa itu memang sedang kekurangan air,dan hanya bagenda endit yang punya air melimpah.Namun bukannya memberi air,bagenda endit menyuruh warga untuk mencari air di sungai yang jaraknya sangat jauh.
Even though the river was cloudy. After the departure of the villagers, there came an old grandfather who wore a stick. He begged for an endit bagenda.
"Just give me a glass of water for me to drink. I am really exhausted," the old grandfather asked. The endit legend pulled the stick, and hit the old man using a stick.
Padahal di sungai itu keruh.Selepas kepergian warga desa,datanglah kakek tua yang memakai tongkat.Ia memohon kepada bagenda endit.
"Berilah segelas air saja untuk aku minum.Aku sungguh ehausan,"pinta kakek tua itu.Bagenda endit justru menarik tongkat itu,dan memukul kakek tua itu menggunakan tongkat.
The old grandfather fell down. The old brother struggled to get up. Then he stuck his wand into the yard of the endit's house, slowly the old man pulled out his wand from the ground.
Kakek tua itu pun terjatuh.Kakek tua itu bersusah payah bangkit.Kemudian ia menancapkan tongkatnya ke halaman rumah bagenda endit,perlahan kakek tua itu mencabut tongkatnya dari tanah.
Olala, suddenly the water from the ground poured from the stick's former stick. The endit house of the bagenda was filled with water until the flood. The endit who didn't want to lose his property, stayed at home while asking for help.
Olala,tiba-tiba air dari dalam tanah mengucur dari bekas tancapan tongkat itu.Seketika rumah bagenda endit di penuhi dengan air hingga banjir.Bagenda endit yang tak mau kehilangan hartanya,bertahan di rumah sambil minta tolong.
"Please! Help me!" Shouted the endit bagenda.
Unfortunately, all the villagers have gone to the river that is very far away. No one has heard his shout. The water continues to come out, forming a large and deep lake. The residents around it named Situ Bagendit lake.
"Tolong!tolong aku!"teriak bagenda endit.
Sayangnya semua warga desa sudah pergi kesungai yang ltaknya sangat jauh.Tak ada yang mendengar teriakannya.Air pun terus keluar,hingga membentuk sebuah danau yang luas dan dalam.Warga sekitar kemudian menamainya danau Situ Bagendit.



moral message
Don't be stingy. We live in need of someone else
Jangan pelit ya.kita hidup membutuhkan orang lain🙏

Thanks for reading BEDTIME STORY 4 FOR CHILDREN my blog.







Comments

Popular posts from this blog

SANGKURIANG

WHITE SWAN(ANGSA PUTIH)

Magic hook(Mata kail ajaib)